Buyer persona adalah hal terpenting dan terutama yang harus dilakukan sebelum melakukan strategy marketing.
Buyer personalah yang menentukan segala langkah marketing kita, termasuk budget marketing kita : budget marketing plan.
Pada artikel ini kita akan bahas lebih jelas apa itu buyer persona dan bagaimana membuat buyer persona sehingga kita tidak salah langkah dalam membuat marketing plan.
Daftar isi
1. Pengantar ke Buyer Persona dalam Digital Marketing
2. Langkah Awal Membuat Buyer Persona
3. Memahami Kebutuhan dan Keinginan Audiens
4. Menganalisis Perilaku Pembeli
5. Merancang Buyer Persona
6. Menerapkan Buyer Persona dalam Strategi Marketing
7. Integrasi Buyer Persona dengan Alat Digital
8. Evaluasi dan Penyesuaian Buyer Persona
9. Kesalahan Umum dalam Membuat Buyer Persona
10.Tips Efektif Membangun Buyer Persona
11. Penutup
Pengantar ke Buyer Persona dalam Digital Marketing
Definisi Buyer Persona
Buyer persona adalah representasi semi-fiksi dari pelanggan ideal Anda. Mereka dibuat berdasarkan data riil dan beberapa asumsi berdasarkan analisis pasar. Membuat buyer persona membantu Anda memahami pelanggan lebih baik, sehingga Anda dapat menyesuaikan konten, pesan, produk, dan layanan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan spesifik mereka.
Pentingnya Buyer Persona dalam Strategi Digital Marketing
Dalam era digital ini, memahami audiens Anda lebih penting dari sebelumnya. Karena setiap hari kita dibombardir oleh iklan. Begitu juga calon customer kita uang setiap hari dibombardir iklan dimanapun mereka berada. Oleh karena itu bagaimana iklan kita bisa menarik perhatian calon customer kita yang setiap hari dibombardir iklan adalah fokus utama kita. Buyer persona memberikan wawasan mendalam tentang siapa pelanggan Anda, dari apa yang mereka butuhkan, bagaimana mereka membuat keputusan, apa yang menjdi bahan pertimbangan mereka dalam membuat keputuran. Ini memungkinkan pemasar untuk menciptakan strategi yang lebih terfokus dan personal yang akan meningkatkan keterlibatan dan konversi. Baik itu headline campaign yang menarik perhatian calon customer kita hingga isi konten yang menunjukkan bagaimana produk kita bisa memenuhi jawaban atau solusi yang mereka butuhkan..
Langkah Awal Membuat Buyer Persona
Pengumpulan Data dan Analisis
Langkah pertama dalam membuat buyer persona adalah mengumpulkan data. Data ini bisa berasal dari riset pasar, analisis media sosial, feedback pelanggan, dan wawancara. Menggunakan tools seperti survei online dan wawancara bisa sangat membantu dalam mengumpulkan informasi ini. Salah 1 cara yang digunakan Dino Website adalah memperhatikan diskusi produk pada Tokopedia, baik itu pada kompetitor maupun pada toko sendiri. Jika Anda baru mau mulai menjual sebuah produk, research market melalui diskusi produk Tokopedia akan sangat membantu Anda, bukan hanya untuk buyer persona, juga dalam membuat produk yang lebih baik yang dapat memenuhi permintaan pasar.
Identifikasi Target Pasar
Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi target pasar Anda. Ini melibatkan segmentasi audiens berdasarkan kriteria tertentu seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, dan lain-lain. Ini akan membantu Anda menentukan fokus buyer persona yang akan Anda buat. Segmentasi ini sangat penting karena setiap orang membeli produk yang sama namun dengan motivasi yang berbeda. Dengan segmentasi ini Anda akan bisa membuat campaign dengan headline dan konten yang sesuai dengan masing-masing segment ini. Kembali diingatkan kenapa hal ini penting adalah karena setiap hari calon pembeli kita dibombardir iklan, jadi dengan segmentasi ini kita bisa membuat iklan yang tertarget yang memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan perhatian mereka.
Memahami Kebutuhan dan Keinginan Audiens
Menggali Informasi Demografi
Informasi demografi adalah kunci untuk memahami siapa pelanggan Anda. Ini termasuk usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Informasi ini membantu Anda membayangkan pelanggan dan memahami konteks kehidupan mereka. Karena setiap orang membeli sebuah produk dengan motivasi yang berbeda. Sebagai contoh orang yang belum berkeluarga dengan orang yang sudah berkeluarga biasanya memiliki motivasi yang berbeda dalam memutuskan membeli sebuah produk.
Memahami Kebiasaan dan Preferensi
Selain data demografi, penting juga untuk memahami kebiasaan dan preferensi pelanggan. Ini bisa termasuk kebiasaan belanja, preferensi media, hobi, dan minat. Wawasan ini membantu Anda membuat konten dan pesan yang lebih relevan dan menarik bagi audiens Anda. Pengalaman mimin adalah setiap orang membuat keputusan untuk membeli sebuah produk biasanya melalui 2 fokus, fokus kepada harga atau fokus kepada kualitas.
Dengan mengetahui ini semua, konten Anda akan lebih tajam lagi dimana untuk calon pelanggan yang fokus kepada harga, maka pesan kuat yang harus disampaikan dalam konten iklan adalah tentang harga, sebaliknya jika untuk yang fokus kepada kualitas, maka pesan kuat yang harus disampaikan dalam konten iklan adalah tentang kualitas.
Menganalisis Perilaku Pembeli
Perilaku Online dan Offline
Menganalisis bagaimana pelanggan berperilaku online dan offline dapat memberikan wawasan penting. Ini termasuk situs web yang mereka kunjungi, media sosial yang mereka gunakan, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan berbagai jenis konten. Saat ini online memang sedang berkembang, namun perilaku belanja secara offline juga masih sangat besar di Indonesia, terutama untuk produk-produk yang nilainya tinggi dengan tingkat resiko pengiriman yang lebih besar juga ongkos kirim yang tinggi pula, seperti contohnya TV, Handphone dan masih banyak lagi.
Dengan mengetahui ini semua, Anda akan dapat menyusun strategy marketing yang efektif untuk kedua perilaku tersebut.
Preferensi Media dan Konten
Memahami jenis media dan konten yang disukai oleh pelanggan Anda sangat penting. Ini bisa termasuk video, blog, podcast, atau media sosial. Mengetahui ini memungkinkan Anda untuk membuat konten yang lebih menarik dan efektif dalam menjangkau mereka. Jika market Anda lebih banyak di TikTok maka buatlah konten yang sesuai dengan ciri khas TikTok, begitu pula jika market Anda lebih banyak di Instagram, maka buatlah konten yang sesuai ciri khas Instagram.
Merancang Buyer Persona
Menentukan Ciri-ciri Utama
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, langkah selanjutnya adalah menentukan ciri-ciri utama buyer persona Anda. Ini termasuk nama, umur, pekerjaan, kebiasaan, dan motivasi. Membuat profil yang jelas dan detail akan membuat persona lebih nyata dan mudah dipahami. Anda bisa mulai dari beberapa orang dan dari beberapa orang tersebut akan mewakili kelompok yang lebih besar yang mirip ciri-cirinya dengan mereka.
Membuat Profil Lengkap
Profil lengkap buyer persona harus mencakup semua aspek kehidupan pelanggan, termasuk kekuatan, kelemahan, tantangan, dan tujuan mereka. Profil ini akan menjadi acuan dalam membuat strategi marketing yang lebih terfokus dan personal.
Contoh:
Menerapkan Buyer Persona dalam Strategi Marketing
Personalisasi Pesan
Dengan memiliki buyer persona, Anda dapat membuat pesan yang lebih personal dan relevan. Ini akan meningkatkan keterlibatan dan resonansi dengan audiens Anda, sehingga meningkatkan efektivitas kampanye marketing Anda. Manuaisa selalu meresponi sesuatu yang menyangkut tentang dirinya.
Segmentasi Audiens
Buyer persona juga membantu dalam segmentasi audiens. Ini memungkinkan Anda untuk menargetkan kampanye marketing Anda pada kelompok audiens yang lebih spesifik, sehingga meningkatkan peluang konversi.
Integrasi Buyer Persona dengan Alat Digital
Penggunaan CRM
Sistem Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) dapat sangat membantu dalam mengintegrasikan buyer persona dengan strategi marketing Anda. CRM memungkinkan Anda untuk menyimpan data pelanggan secara terorganisir dan menggunakannya untuk membuat kampanye yang lebih terfokus. Dengan demikian kenali pembeli Anda, lakukan survey terhadap orang-orang yang sudah membeli produk Anda, sehingga dari mereka Anda bisa mendapatkan buyer persona yang lebih akurat.
Analisis Data dan Feedback
Menganalisis data dan feedback dari kampanye marketing Anda sangat penting untuk memahami efektivitas buyer persona yang Anda buat. Ini membantu Anda mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
Anda harus bisa membaca data hasil kampanye Anda, CTR, Conversion hingga ROAS (Return of Ads Spent). Karena data-data ini akan memberitahukan kepada Anda info-info yang Anda perlukan. Sebagai contoh iklan Anda memiliki CTR (Click Thrugh Rate) yang tinggi, namun tingkat conversionnya sangat rendah. Data ini memberitahukan Anda bahwa ada yang tidak beres, apakah itu dari produk Anda yang ternyata kurang power sellingnya? atau harga Anda yang ketinggian / lebih mahal dari kompetitor, atau buyer persona Anda tidak tepat, dimana Anda menargetkan buyer persona Anda yang adalah berfokus kepada harga, namun produk Anda adalah produk premium dibandingkan kompetitor, atau juga mungkin masalah website Anda yang dimana pelanggan susah untuk melakukan transaksi.
Evaluasi dan Penyesuaian Buyer Persona
Mengukur Efektivitas
Evaluasi efektivitas buyer persona Anda dengan melihat metrik seperti tingkat konversi, keterlibatan, dan ROI (Return of Investment). Ini akan memberi Anda wawasan tentang seberapa baik buyer persona yang Anda buat bekerja dalam strategi marketing Anda.
Adaptasi dengan Perubahan Pasar
Pasar terus berubah, dan buyer persona Anda harus beradaptasi dengan perubahan tersebut. Teruslah memperbarui persona Anda berdasarkan feedback dan data terbaru untuk memastikan mereka tetap relevan dan efektif. Lakukan evaluasi 3 bulan sekali mengenai buyer persona Anda untuk melihat perubahan apa yang terjadi dan mengadaptasikannya kedalam marketing plan Anda.
Kesalahan Umum dalam Membuat Buyer Persona
Terlalu General
Salah satu kesalahan umum dalam membuat buyer persona adalah membuatnya terlalu general. Buyer persona yang terlalu umum tidak akan memberikan wawasan yang cukup untuk membuat strategi marketing yang efektif.
Karena setiap orang memiliki goal, fokus, masalah yang berbeda-beda.
Contoh Laptop 2 jutaan, ada yang membeli ini untuk anaknya, tapi ada juga yang membeli untuk dirinya sendiri karena belum sanggup untuk membeli yang lebih mahal. Jika Anda memperlakukan semua orang sama, membuatnya menjadi general, maka Anda akan mengalami yang disebut boncos dalam budget marketing Anda.
Mengabaikan Data Kualitatif
Mengabaikan data kualitatif seperti feedback pelanggan dan wawancara bisa menjadi kesalahan. Data kualitatif memberikan wawasan yang lebih dalam tentang keinginan dan kebutuhan pelanggan Anda. Selalulah melihat ulasan produk pada produk Anda atau kompetitor yang tersedia di marketplace seperti Shopee atau Tokopedia.
2 comments